Ada beberapa ciri yang identik dengan vampir atau drakula. Misalnya minum darah, sensitif terhadap cahaya, memiliki taring, dan kulit yang pucat.
Orang yang tidak percaya pada mitos drakula, mencoba meneliti ciri-ciri tersebut. Mereka berusaha menemukan penjelasan medis.
Cutaneous porphyria. Penyakit ini menyebar di kalangan bangsawan Eropa Timur yang seringkali menikah dengan pasangan yang masih memiliki ikatan darah. Cutaneous porphyria menyerang neuron saraf kulit, menyebabkan kulit penderitanya sangat sensitif dan mudah melepuh jika terkena sinar ultraviolet. Darah juga tidak bisa secara maksimal mengikat oksigen.
Untuk menangani penyakit ini, para dokter biasanya meminta pasien untuk meminum darah orang lain agar mereka dapat bertahan hidup.
Penyakit lain yang digunakan untuk menghapus mitos vampir adalah rabies. Penyakit ini ditularkan binatang seperti serigala, anjing, atau kelelawar.
Diduga rabies mempengaruhi orang-orang tentang mitos vampir karena rabies sedang menyebar di Transilvania di masa orang percaya vampir. Gejala rabies meliputi insomnia, berhalusinasi, dan tingkah laku yang aneh.
Dan orang yang terkena penyakit ini tampak seperti vampir karena pasien rabies dirawat dengan immune globulin, jenis protein yang terdapat dalam darah.
Referensi: David Johnson
Black Note: Slurp...
Anda mungkin tertarik juga membaca:
Percaya Vampir?
'Putri Tidur' Bukan Dongeng
Penyakit Tidur yang Langka
Medical Generation
emangnya vampir tu beneran ada ya...
ReplyDeleteaduh, kayaknya saya juga ragu,,
ReplyDelete:)