Sunday 28 February 2010

Musik dan Kita

Black In News,

Selama ini, dunia meyakini rekaman suara buatan Thomas Alpha Edison, phonograph, adalah yang tertua. Ternyata para ilmuwan meyakini ada alat lebih tua yang dibuat pada 9 April 1860 oleh ilmuwan Perancis, Edouard-Leon Scott de Martinville.




Edouard-Leon Scott de Martinville merekam suara dengan phonoautograph. Ia memindahkan gelombang suara ke dalam selembar kertas yang dihitamkan dengan asap lampu minyak. Untuk memutar rekaman itu, para ahli membuat alat pemindai digital beresolusi sangat tinggi.

Dengan pemindai digital itu para ahli dapat membaca gelombang suara yang dihasilkan Edouard-Leon Scott de Martinville. Hasilnya, terdengarlah rekaman seseorang bernyanyi:
‘Au clair de la lune, Pierrot repondit‘.

Edouard-Leon Scott de Martinville sendiri tidak bisa memutar ulang rekaman yang ia buat. Baru pada tahun 1888 Thomas Alpha Edison dapat membuat alat yang dapat merekam sekaligus dapat memutar rekaman.

Phonograph kemudian ditinggalkan tahun 1963 ketika Philips mengenalkan kaset. Kaset dijual masal pada tahun 1965. Pada tahun 1971, Advent Corporation memperkenalkan Tape Model 201, yang menjadi cikal bakal tape player saat ini.

Di awal dekade 1980-an lahirlah Walkman buatan Sony. Perusahaan ini membuat alat pemutar kaset portable yang ukurannya tak lebih dari ukuran kotak makan.

Tahun 1984, Sony memperkenalkan CD yang berbentuk cakram kecil dengan lubang di tengah. Selain lebih praktis, CD juga membuat kualitas sura lebih bagus. Seperti kaset melahirkan tape player dan walkman, CD memancing lahirnya VCD dan DVD.

Lahirnya CD merupakan awal dari revolusi musik digital karena data yang digunakan adalah data virtual. Kumpulan data ini mempunyai format tertentu. Format yang paling familiar adalah MP3.
Sekarang dengan software seperti Media Player, setiap orang bisa mendengarkan musik tanpa bantuan perlu CD.

Black Note: Du du du ruru dudu…

Referensi:

http://vhimotu85.wordpress.com

No comments:

Post a Comment