Sunday 28 February 2010

Mengggunduli Hutan Borneo

Black In News,

Hutan adalah paru-paru dunia. Hutan di Borneo atau Kalimantan adalah salah satu hutan terbesar di dunia. Sayang, penebangan hutan dengan berbagai alasan membuat bukit-bukit di Borneo menjadi botak.

Menurut data WWF, kerusakan hutan di Borneo sudah dimulai sejak tahun 1970 akibat industrialisasi sektor kehutanan.

Pada 1961 belum sempat terpikir kehancuran hutan Indonesia akan terjadi. Saat itu pemerintah malah berniat mendongkrak pendapatan dari sektor kehutanan. Maka dibuatlah Undang-undang no 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing, Undang-undang no 5 tahun 1967 tentang ketentuan pokok kehutanan, dan Undang-undang no 6 tahun 1968 tentang penanaman modal dalam negeri. Kemudian ditetapkan sistem konsensi Hak Pengusahaan Hutan (HPH) berupa hak untuk melaksanakan pemungutan kayu dengan kewajiban menjaga kelestarian hutan.

Investor dari Malaysia, Singapura, Philipina, Perancis, Jepang, Korea Selatan, USA, dan Hongkong mengantri untuk menggeluti ”tambang hijau” ini. Eksport kayu log besar-besaran terjadi. Baru tahun 1985 ekspor kayu log ini dihentikan. Kebijakan larangan kayu log ini berkaitan dengan upaya pemerintah menumbuhkan industri perkayuan nasional.
Industri perkayuan nasional kemudian tumbuh pesat dan mampu memberikan sumbangan devisa sangat besar bagi negara dan menyerap tenaga kerja.

Setelah hutan menyusut terjadi kesenjangan antara ketersediaan bahan baku dengan kapasitas produksi. Parahnya, meskipun luas hutan terus berkurang, pemerintah masih tetap mengeluarkan ijin HPH.

Tahun 1997 seiring krisis ekonomi yang melanda Indonesia, industri kehutanan pun turut ambruk dengan menyisakan kerusakan hutan yang sangat parah.

Pada tahun 1997 hingga 2000 kerusakan hutan bertambah pesat, laju kehilangan dan kerusakan hutan di Indonesia sudah mencapai 2,8 juta hektar per tahun.

Menurut sumber lain, Walhi Kalbar 2009, kerusakan hutan Borneo mencapai 165 ribu hektar pertahun atau 23 kali luas lapangan sepak bola.


Black Note: Hutanku, Hutanmu, Hutan Kita, jagalah.



Referensi:
Borneo Tribune
Kabarindonesia.com

Foto:
http://replantingtherainforests.org
http://www.4015.com/orangutan/

No comments:

Post a Comment